Mereka telah mendaftar ke PSSI untuk tampil pada kompetisi profesional 2011-12.
Salah satu klub ISL Sriwijaya FC (GOSport/Rasyid Irfandi)
PSSI telah melakukan
verifikasi terhadap klub-klub yang akan tampil pada liga profesional
musim 2011-2012. Hasilnya, tak satu pun yang sudah menyerahkan dokumen
dinyatakan memenuhi standar Liga Champions Asia (ACL).
Sebanyak 68 klub telah mendaftar untuk tampil pada liga profesional
yang akan dibentuk oleh PSSI. Mereka terdiri atas 18 klub ISL, 36 klub
Divisi Utama, 12 klub Divisi Satu, 1 klub Divisi Dua, dan 1 klub Divisi
Tiga.
Tim yang dibentuk PSSI telah melakukan penilaian terhadap klub-klub itu. Hasilnya, tak satupun ternyata yang mampu memenuhi syarat untuk tampil di di Liga Champions Asia (ACL) 2011/12.
Berdasarkan dokumen kelengkapan yang sudah diserahkan masing-masing klub, PSSI menyimpulkan tak satupun yang layak memenuhi kategori klub profesional sesuai standar AFC. Bahkan lebih dari 10 klub liga profesional musim lalu (ISL) diketahui tidak memiliki laporan keuangan yang telah diaudit.
Syarat finansial lainnya berupa deposit partisipasi atau bank garansi juga tidak bisa terpenuhi oleh klub Divisi Utama dan ISL. Yang tercatat menyerahkan, hanya dua klub dari level yang lebih rendah.
Agar tetap memenuhi syarat klub profesional, maka PSSI dan penyelenggara kompetisi, PT Liga Prima Indonesia (LPI), memilih untuk menjamin klub-klub tersebut melalui promisary notes. Selama kompetisi berlangsung, klub-klub diberi waktu untuk menggaet sponsor agar dapat memenuhi persyaratan finansial tersebut.
Adapun persyaratan deposit partisipasi diubah, untuk menyesuaikan dengan kondisi tersebut, "Untuk level satu diturunkan dari Rp5 miliar menjadi Rp3 miliar. Sedangkan untuk level dua ditiadakan," terang Ketua Komite Kompetisi PSSI Sihar Sitorus, di kantor PSSI, Kamis, 25 Agustus 2011.
Tim yang dibentuk PSSI telah melakukan penilaian terhadap klub-klub itu. Hasilnya, tak satupun ternyata yang mampu memenuhi syarat untuk tampil di di Liga Champions Asia (ACL) 2011/12.
Berdasarkan dokumen kelengkapan yang sudah diserahkan masing-masing klub, PSSI menyimpulkan tak satupun yang layak memenuhi kategori klub profesional sesuai standar AFC. Bahkan lebih dari 10 klub liga profesional musim lalu (ISL) diketahui tidak memiliki laporan keuangan yang telah diaudit.
Syarat finansial lainnya berupa deposit partisipasi atau bank garansi juga tidak bisa terpenuhi oleh klub Divisi Utama dan ISL. Yang tercatat menyerahkan, hanya dua klub dari level yang lebih rendah.
Agar tetap memenuhi syarat klub profesional, maka PSSI dan penyelenggara kompetisi, PT Liga Prima Indonesia (LPI), memilih untuk menjamin klub-klub tersebut melalui promisary notes. Selama kompetisi berlangsung, klub-klub diberi waktu untuk menggaet sponsor agar dapat memenuhi persyaratan finansial tersebut.
Adapun persyaratan deposit partisipasi diubah, untuk menyesuaikan dengan kondisi tersebut, "Untuk level satu diturunkan dari Rp5 miliar menjadi Rp3 miliar. Sedangkan untuk level dua ditiadakan," terang Ketua Komite Kompetisi PSSI Sihar Sitorus, di kantor PSSI, Kamis, 25 Agustus 2011.
"Alasannya untuk mencari alternatif membantu klub. Karena kami dengar
mereka kesulitan finansial, maka kami revisi dari Rp5 miliar menjadi
Rp3 miliar. Esensinya tidak lain sebagai bekal PSSI untuk negosiasi
dengan AFC," kata Sihar. (kd)
(VIVAnew.com)
FOLLOW THE JURUGAN INFO TERBARU 2025 AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow JURUGAN INFO TERBARU 2025 on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram