-->

KARUNIA DOA

KARUNIA DOA


Oleh: Romo Victor Hoagland, C.P.
Berdasarkan Katekismus Gereja Katolik 2558-2567
Wanita Berdoa
Apakah kamu berdoa? Apakah kamu berdoa seringkali, atau hanya sesekali? Apakah doa penting bagimu?
Saya bertanya demikian karena doa dan berdoa sangatlah penting bagi kehidupan imanmu. Sama seperti napas bagi tubuh, demikian juga doa bagi kehidupan rohani. Tanpa doa, iman akan mati. Sebaliknya, orang yang berdoa akan bertumbuh dalam kehidupan rohani.
Saya akan memberitahukan kepadamu beberapa hal yang semoga dapat mendorongmu untuk berdoa.

DOA ADALAH KARUNIA TUHAN

“Karunia” adalah kata yang tepat untuk menjelaskan doa, karena berdoa bukanlah sesuatu yang dapat kita kerjakan dari diri kita sendiri. “Kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa,” demikian Kitab Suci mengatakan. Jadi, doa pastilah karunia yang dianugerahkan oleh Tuhan.

Dan Tuhan memberikan karunia-Nya itu dengan murah hati, tanpa mempertimbangkan kelayakan atau pun ketidaklayakan kita. Baik orang-orang berdosa maupun orang-orang kudus bisa berdoa. Manusia dari berbagai macam agama menerima karunia doa. Sesungguhnya, setiap orang bisa berdoa. Katekismus Gereja Katolik mengingatkan kita akan hal itu dengan memberi judul Bab Satu bagian doa: Panggilan Umum untuk Berdoa (2566-2567).

Ya, semua orang dipanggil untuk berdoa. Semua orang menerima karunia doa. Dan, yang mengejutkan, kadang-kadang mereka yang kita pikir “tidak berbakat”, ternyata berdoa lebih baik dan didengarkan Tuhan dengan penuh belas kasih. Itulah pelajaran yang Yesus ajarkan melalui perumpamaan-Nya tentang orang Farisi dan pemungut cukai yang sama-sama pergi ke Bait Allah untuk berdoa. Pemungut cukai, seorang pendosa yang menganggap dirinya tidak layak menghadap Tuhan dalam doa, ternyata lebih menyenangkan hati Tuhan daripada orang Farisi, seorang ahli agama yang fasih berdoa.

Jadi, doa adalah karunia Tuhan bagi mereka yang kuat, juga bagi mereka yang lemah, bagi anak yang masih kecil dan bagi orang tua yang sudah rapuh. Karunia itu diberikan kepada mereka yang mengatakan, “Saya bukanlah seorang yang saleh; doa adalah di luar kemampuan saya.” Karunia doa diberikan kepada siapa saja, tanpa peduli siapa orangnya.

Namun demikian, bukan berarti kita tidak dapat menolak untuk berdoa atau kita tidak dapat mengacuhkannya. Sama seperti hadiah mana pun, doa wajib diterima. Jika seseorang memberimu sebuah baju yang indah, kamu boleh memakainya, boleh juga tidak. Kamu boleh mengambil serta mengenakannya. Kamu boleh juga melemparkannya ke dalam gudang dan tidak pernah melihatnya lagi. Jika demikian, baju indah itu akan menjadi hadiah yang tidak berguna. “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah,” kata Yesus kepada perempuan Samaria di tepi sumur. Karunia Allah ada di hadapannya, tetapi perempuan itu tidak mengenali-Nya.

Betapa menyedihkan melewatkan hidup di dunia ini tanpa mempergunakan karunia doa!

DOA : TUHAN MENGHENDAKI HUBUNGAN YANG MESRA DENGAN KITA

Mengapa Tuhan memberikan karunia doa? Alasan utamanya ialah karena Tuhan mengasihi kita. Tuhan menghendaki hubungan yang mesra dengan kita. Alangkah aneh kedengarannya! Tuhan yang Mahapencipta, Mahakuasa, Mahatahu berharap untuk mendekati kita, berkomunikasi dengan kita, berbicara dengan kita, mengharapkan jawaban kita, mendengarkan doa kita. Tampaknya tidak masuk akal, tetapi memang benar demikian.

Pada saat yang sama, dengan berdoa kita memenuhi hasrat kita sebagai manusia untuk mengenal Tuhan. Bagaimana pun juga kita diciptakan seturut citra Allah. Sesuatu dari dalam diri kita rindu untuk bersatu dengan Tuhan. Kerinduan itu diungkapkan dalam Mazmur, Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair. Sesuatu dari dalam diri kita tidak akan dapat dipuaskan sebelum kita mendekat kepada Tuhan. “Hati kami tiada tenang,” kata St. Agustinus, “sebelum beristirahat di dalam Dikau.” Dengan berdoa, kita beristirahat di dalam Tuhan.

Gereja dalam doa-doanya kerap dengan rendah hati mengakui bahwa doa adalah karunia Tuhan dan mohon pada Tuhan untuk memberikan serta menguatkan karunia itu bagi kita. Pada awal doa hariannya, gereja mendoakan dua ayat dari Mazmur.

Ya Tuhan, bukalah bibirku,
supaya mulutku memberitakan puji-pujian kepada-Mu!  

Ya TUHAN, berkenanlah melepaskan aku;
TUHAN, segeralah menolong aku!

Kata-kata yang sederhana dan jujur. Aku tidak dapat membuka bibirku untuk berdoa jika Tuhan tidak memberiku karunia. Ya Tuhan, datang dan tolonglah aku; bantulah aku agar dapat berjumpa dengan-Mu.

Dan Tuhan sungguh-sungguh memberikan karunia yang indah ini. Dalam doa Tuhan datang dan menolong kita; Tuhan mengundang kita masuk dalam kerahiman-Nya di mana kita dapat membuka bibir dan hati kita. Di sanalah Tuhan menyambut bahkan kata-kata atau tangisan yang paling lirih, usaha kita yang terkecil sekali pun. Dengan sukacita Tuhan memberikan karunia doa kepada kita, Tuhan mengharapkan kita datang kepada-Nya untuk berbagi pikiran dan perasaan, berbagi hidup kita seluruhnya dengan Dia yang mengasihi kita. Doa adalah karunia Tuhan yang amat berharga, camkanlah itu senantiasa.
Sumber : "The Gift of Prayer" by Fr. Victor Hoagland, C.P.; Copyright 1997-1999 - The Passionist Missionaries; www.cptryon.org/prayer (http://yesaya.indocell.net/)
 

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2011-2024 JURUGAN INFO TERBARU 2025 | All Right Reserved | Supported by: MENOREH MEDIA