Sekitar 30 persen rakyat Indonesia belum merasakan nikmatnya hidup bersama listrik.
Nuklir selama ini identik dengan sesuatu yang menakutkan. Bom atom Hiroshima, Nagasaki, kebocoran reaktor nuklir Chernobyl, insiden Fukushima, serta hal-hal lain yang dipersepsikan menakutkan.
Padahal telah berpuluh tahun nuklir ada di tengah masyarakat dan
akrab dalam kehidupan keseharian. Kedokteran adalah bidang yang sudah
sejak lama memanfaatkan nuklir.
Sejak puluhan tahun lalu, berbagai rumah sakit nasional telah memanfaatkan radioisotope produksi dalam negeri guna keperluan diagnosa atau pun terapi aneka macam penyakit.
Pertanian juga menjadi bidang yang telah lama menerima faedah
teknologi nuklir. Nuklir yang sering dikampanyekan menakutkan justru
bisa digunakan untuk menghasilkan benih-benih tanaman unggul yang
dibutuhkan bagi peningkatan produksi.
Peneliti-peneliti nuklir dalam negeri telah banyak sekali
menghasilkan benih-benih unggul melalui pemanfaatan teknologi nuklir
dengan proses iradiasi. Benih padi unggul hasil pemanfaatan nuklir ini bisa memproduksi 11 ton padi berkualitas pada tiap hektarnya.
Tak ketinggalan dengan pertanian dan kedokteran, peternakan juga
adalah sektor yang turut menikmati kegunaan teknologi nuklir. Nuklir
ternyata bisa digunakan untuk membuat vaksin bagi penyakit tertentu pada
hewan ternak.
Tak hanya itu, nuklir juga ternyata bisa dipakai untuk mengukur unsur serta kandungan partikel yang bertebaran di udara.
Sektor industri juga turut merasakan keuntungan melalui pemanfaatan
nuklir. Jadi, nuklir ternyata memiliki banyak manfaat dalam kehidupan
keseharian kita.
Nuklir tak ubahnya energi lain seperti air, udara, dan api yang dalam
jumlah, takaran dan penanganan tertentu pasti bisa menjadi kawan.
Sebaliknya, jika dalam jumlah, takaran yang berlebih, air, udara dan api
sekalipun bisa menjadi bencana kemanusian yang dahsyat.Tsunami, banjir,
kebakaran hunian, pabrik, pasar dan hutan, misalnya.
Sebagai manusia yang hidup di zaman modern, tak pernah bisa
dibayangkan bagaimana jadinya jika harus hidup tanpa listrik. Yang pasti
segalanya akan menjadi serba gelap, hitam dan tak tampak.
Namun, pernahkah kita berpikir bahwasanya di negeri yang kita cintai
ini telah terjadi ketidakseimbangan antara penggunaan dan pasokan
listrik.
Faktanya, pemadaman bergilir saat ini masih terjadi dan menghantui
beberapa daerah di tanah air.Belum lagi masih ada 30 persen rakyat
Indonesia yang belum merasakan nikmatnya hidup bersama
listrik.Pembangkit-pembangkit listrik yang kita miliki ternyata belum
mencukupi kebutuhan akan listrik.
Berangkat dari hal itu, pemerintah berencana untuk terus menambah
jumlah pembangkit listrik, mulai dari energinya bersumberkan batubara,
minyak bumi, gas, panas bumi, angin, sinar matahari, sampah, hingga
nuklir.
Manfaat lain dari nuklir adalah bahwa energi ini bisa digunakan
menjadi pembangkit tenaga listrik. Karena itu pemerintah tengah
mempertimbangkan untuk menjadikan Pembangkit Listri Tenaga Nuklir (PLTN)
sebagai sebuah alternatif bagi pemenuhan energi di masa depan.
Target peningkatan pertumbuhan ekonomi, sebagai upaya pengentasan
pengangguran dan kemiskinan, tentu akan menjadi sekadar mimpi di siang
bolong, apabila negeri ini tidak memiliki kecukupan energi listrik.
PLTN pun dinilai bisa menghemat penggunaan energi fosil seperti
minyak bumi, gas dan batubara yang cadangannya terus kian menipis. (WEBTORIAL)
(VIVAnews.com)
FOLLOW THE JURUGAN INFO TERBARU 2024 AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow JURUGAN INFO TERBARU 2024 on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram