Cara Budidaya Ayam Organik. Budaya menyantap makanan organik kini sedang menjadi tren bagian dari
gaya hidup sehat. Sebab, bahan makanan organik bebas dari berbagai
jenis pestisida dan zat kimia yang bisa membahayakan tubuh. Sejauh ini,
jenis makanan organik lebih banyak berupa sayur mayur dan tanaman
organik seperti beras organik, cabai organik, hingga kangkung organik.
Belakangan, tren organik meluas hingga ke bahan makanan yang berasal
dari hewan ternak seperti ayam organik.
Prasetio
Yuwono, salah satu pengusaha yang telah menekuni bisnis ayam organik
sejak 2008. Dia melihat masyarakat membutuhkan pasokan ayam yang sehat
dan bermanfaat bagi tubuh. Bersama Gina Dyah Miranti dan Agus Hanif,
anak dan menantunya, mereka melakukan penelitian dengan memelihara
ayam tanpa antibiotik, vaksin, dan hormon sejak 2002.
Hasilnya, ayam organik yang
dihasilkan oleh peternakannya di Desa Jeglong, Kecamatan Sumowono,
Kabupaten Semarang, telah lulus Laboratorium Pengujian Veteriner Balai
Besar Veteriner Wates Yogyakarta Departemen Pertanian Ditjen Bina
Produksi Peternakan. Ayam organik produksinya dinyatakan tidak
mengandung residu antibiotik erytromycin, kanamycin, tetracyclin,
penisilin, logam berat Arsen, Pb (timbal), maupun Cr (crom), serta bebas
virus flu burung dan penyakit New Castle. "Seluruh proses produksi
ayam bebas dari bahan kimia dan rekayasa genetika, mulai dari
pengembangbiakkan sejak dari benih, lingkungan, hingga pengemasan,"
paparnya saat ditemui di gerai Healthy Chicken miliknya di Jalan Ngaglik
Baru No 22.
Pada 2008, Prasetio mulai menjual
ayam organik. Awalnya, dia hanya memasarkan ayam organik di Supermarket
Gelael Citraland Mall. Kemudian secara bertahap, produksi ayam
organiknya terus meningkat hingga mampu menghasilkan 1.200-an ekor ayam
per minggu tiap kandang, dari enam kandang yang dimiliki. Kenaikan
produksi itu diikuti peningkatan permintaan dari beberapa kota seperti
Surabaya yang mencapai 2.000 ekor per minggu, Yogyakarta 250 ekor per
minggu, Bandung 1.500 ekor per minggu, dan Semarang 1.500 ekor per
minggu. Maklum, ayam organik terbilang sehat dan tidak berisiko membawa
penyakit. "Selain punya 5 gerai cabang di Semarang, kami sedang
merintis pasar untuk Denpasar, Solo, dan Irian Barat," katanya.
Dari bisnis ini, Prasetio
mengantongi omzet lumayan besar. Hitung saja, dia menjual ayam organik
Rp 38.500 per ekor. Setiap minggu, dia sanggup memasok sekitar 1.200
ekor. Selama proses pemeliharaan, ayam diberi ramuan herbal agar sehat.
Ini berbeda dari kebanyakan peternak lain yang menyuntikkan antibiotik
agar ayam bebas penyakit. Tak hanya pantang dengan suntikan antibiotik
dan makanan berunsur kimia, ayam juga diberi minum air isi ulang
untuk menghindari bakteri E Coli. "Kami memberikan ramuan dari 32 macam
jenis herbal, yang mampu mencegah dan membasmi bakteri serta virus.
Ramuan tersebut membuat ayam tahan penyakit, lebih lincah, tingkat
kematian lebih rendah, dan nafsu makan bertambah dibanding ayam
konvensional," paparnya.
Berdasarkan hasil penelitian,
kadar lemak ayam organik hanya 9,9%. Ini lebih rendah dari ayam
konvensional yang berkisar 25%. Sedangkan kadar proteinnya mencapai
70,8%, lebih tinggi dari ayam lain yang hanya 18,2%. (*/Suara Merdeka)
FOLLOW THE JURUGAN INFO TERBARU 2024 AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow JURUGAN INFO TERBARU 2024 on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram