-->

PEMELIHARAAN TANAMAN HIAS POT

PEMELIHARAAN TANAMAN HIAS POT

PEMELIHARAAN TANAMAN HIAS POT

bbppl-tan hias pot-r.showroom.jpgKesejukan dan kenyamanan ruangan oleh kehadiran tanaman hias tidak hanya dibutuhkan oleh rumah tempat tinggal saja. Perkantoran-perkantoran yang setiap harinya dipenuhi dengan kesibukan yang tinggi perlu diimbangi dengan sentuhan lembut tanaman hias.
 
Terlebih untuk jenis kantor yang karyawannya membutuhkan pikiran dan konsentrasi yang tinggi, kehadiran tanaman hias dalam ruang kantor sedikitnya dapat meredam pikiran yang tegang. Tanpa terasa, kehadiran tanaman hias dalam tempat kerja dapat menciptakan suasana tenang dan dapat berdampak positif dengan terpacunya semangat kerja para karyawan.

bbppl-tan hias pot-r.bpk.jpgUntuk interior ruang yang relatif luas kita bisa membuat taman dalam ruang, bahkan menanam tanaman pada media tanah langsung (bukan dalam wadah). Akan tetapi bila ruangan terbatas, maka tanaman dalam pot merupakan pilihan utama. Pot sebenarnya tidak hanya sebagai tempat tumbuh tanaman, tetapi juga memberi nilai estetika di dalam suatu ruangan. Pilihan bahan pot seperti tanah liat, plastik, semen, kayu, bambu maupun pot dari stainless steel dapat memberi efek artistik tampilan tanaman hias.

Hal utama dalam memilih pot adalah dapat tidaknya bahan pot mengalirkan sirkulasi udara dan air dengan baik. Selain itu, pot juga dapat mengontrol kestabilan suhu dan kelembaban media tanam secara baik. Begitu pula keseimbangan antara lebar diameter pot dan tinggi tanaman perlu diperhatikan, selain keseimbangan ukuran tanaman dan ukuran ruang. Secara umum perbandingan tinggi tanaman dan lebar diameter pot adalah 3 : 1. Bila tinggi tanaman 30 cm, digunakan pot berdiameter 10-15 cm. bila tinggi tanaman 31-90 cm, digunakan pot berdiameter 20-30 cm.

Bila ruangan kita relatif sempit, sebaiknya dipilih tanaman yang berukuran kecil, bentuk tajuk tanaman yang kompak, tekstur daun tidak kasar serta warna tanaman yang lebih cerah, misalnya aglaonema. Sebaliknya tanaman hias yang berukuran besar, relatif tinggi, bertekstur daun lebih kasar serta warna yang lebih gelap dapat dipilih untuk interior yang lebih luas, misalnya hanjuang hijau.

Hal-hal yang harus dilakukan agar tanaman hias pot dalam ruangan tetap memancarkan keindahannya adalah sebagai berikut:

MENGATUR PENYINARAN
Berkaitan erat dengan penyinaran ini adalah bagaimana dan dimana pot itu sebaiknya ditempatkan karena posisi peletakan pot dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Ada tanaman yang membutuhkan cahaya matahari penuh dan ada pula tanaman yang hanya membutuhkan sedikit cahaya matahari.

Tanaman hias yang membutuhkan cahaya matahari penuh diantaranya: mawar,  anggrek tanah, melati dan kembang sepatu. Tanaman hias yang tidak banyak membutuhkan cahaya matahari antara lain: suplir, begonia, anthurium, aglaonema dan dieffenbachia.

Tanaman yang hanya sedikit membutuhkan sinar matahari dapat diletakkan di sudut ruangan dekat dengan jendela. Bila ruangan tidak mendapat cahaya matahari, dapat disinari dengan lampu neon atau merkuri. Meskipun jenis tanaman ini cukup dapat disinari dengan lampu neon atau lampu merkuri, sekali-kali perlu dibawa keluar untuk memperoleh sinar matahari yang sebenarnya. Perlakuan ini biasanya dilakukan seminggu atau dua minggu sekali selama satu atau dua hari. Saat tanaman dikeluarkan sebaiknya jangan langsung kena sinar matahari, tapi diletakkan di tempat teduh misalnya teras atau di bawah pohon.

PENYIRAMAN
bbppl-tan hias pot-nyiram.jpgBanyak tanaman mati karena terlalu banyak diberi air atau sebaliknya terlalu kurang air. Kebanyakan air menyebabkan pori-pori tanah yang biasa terisi udara kini terisi air, sehingga akar tak bisa bernafas dan membusuk. Kekurangan air menyebabkan dalam tubuh tanaman hanya ada sedikit air, yang kemudian terus-menerus diuapkan, sehingga sel-sel kehabisan air, mengerut dan layu. Oleh karena itu, supaya kebutuhan air tanaman dapat terpenuhi dengan baik, maka waktu, jumlah dan cara penyiraman harus benar-benar diperhatikan.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penyiraman diantaranya air siraman yang digunakan yang terbaik adalah air sumur, karena mengandung mineral-mineral/zat makanan yang diperlukan tanaman. Kemudian air hujan dan ledeng, tetapi sebaiknya ditampung dalam bak-bak dan didiamkan selama 12-24 jam lebih dahulu, baru dipakai untuk menyiram. Air sungai kurang baik untuk penyiraman karena dikhawatirkan mengandung penyakit yang mematikan tanaman.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah penyiraman sempurna, artinya perakaran seluruhnya basah, kemudian sisa air terbuang lewat lubang drainasi. Penyiraman sempurna itu harus diikuti periode di mana tanah akhirnya mongering agar rongga-rongganya dapat dilewati udara untuk pernafasan akar. Banyaknya air siraman yang diperlukan tergantung jenis tanamannya.

bbppl-tan hias pot-r.panitera.jpgJenis tanaman hias yang suka basah sangat mudah menguapkan air dari tubuhnya, sehingga harus segera disiram kembali bila tanah mulai kering. Penyiraman dilakukan dua kali per hari, pagi dan sore. Contoh jenis tanaman ini adalah: suplir (Adiantum sp) dan pisang Samarinda (Calathea sp).

Jenis tanaman hias yang suka semi basah jangka penyiraman pertama dan selanjutnya lebih panjang. Penyiraman dilakukan sekali sehari. Contoh jenis tanaman ini diantaranya: kuping gajah (Anthurium sp) dan Dieffenbachia sp.
Jenis tanaman hias yang suka kering memerlukan periode kering yang agak panjang sesudah penyiraman. Jika tanah basah terus-menerus, akarnya akan mudah busuk. Contoh jenis tanaman ini adalah: lili paris (Chlorophytum sp) dan kaktus.

Kelembaban dalam pot bisa diketahui dengan cara menggunakan stik kayu yang ditusukkan ke dalam media tanam. Dapat juga jari telunjuk dimasukkan ke dalam media tanam, dengan cara ini akan dirasakan tingkat kelembaban sehingga bisa diputuskan perlu tidaknya dilakukan penyiraman.

PEMUPUKAN

Selain cahaya dan air, tanaman membutuhkan zat-zat makanan untuk kelangsungan hidupnya. Persediaan zat-zat makanan tersebut di dalam tanah akan berkurang dan habis jika diambil tanaman terus-menerus. Tanaman akan kehabisan unsur-unsur makanan dalam tanah sehingga pertumbuhannya merana, daun-daun menguning dan tidak sehat. Penambahan zat-zat makanan atau biasa disebut pemupukan yang berupa pemberian unsur-unsur ke dalam tanah untuk diserap akar atau langsung dengan menyemprotkan cairan makanan ke daun adalah cara untuk mengatasinya.

Pupuk organik sudah kita campurkan dengan tanah pot pada saat persiapan menanam. Meskipun hanya menyediakan unsur-unsur dalam jumlah yang sedikit, tetapi pupuk ini sangat baik untuk memperbaiki sifat tanah, sehingga tanah menjadi gembur dan dapat ditembus akar dengan mudah serta dapat menyimpan udara/air yang cukup.

bbppl-tan hias pot-pupuk.pngPupuk anorganik dapat dibeli dalam berbagai bentuk, yaitu cairan, tepung dan kristal, pil atau tablet serta batangan atau pin. Pupuk cair tersedia dalam bentuk konsentrat, sangat praktis karena dikemas dalam botol, mudah disimpan dan aplikasi hanya dilarutkan dengan air. Pupuk tepung dan kristal yang larut dalam air juga sangat mudah pengaplikasiannya, yaitu hanya dengan melarutkannya dalam air. Sementara pupuk batangan atau pin, pil atau tablet sering disebut dengan pupuk slow released, yaitu pupuk yang diserap secara perlahan-lahan karena lambat terurai. Pupuk tersebut bekerja menyuplai bahan makanan saat bahan pupuk terlarut oleh air yang ada dalam media tanam. Oleh karena pemberiannya secara perlahan-lahan, maka jenis pupuk ini dapat memasok makanan dalam tempo 3-6 bulan. Beberapa hal negatifnya adalah pupuk tersebut sering menimbulkan hot spot, yaitu konsentrasi makanan di sekitar pupuk dapat mengakibatkan kerusakan pada akar tanaman.

Jenis pupuk yang lain adalah pupuk daun, yaitu pupuk yang dilarutkan ke dalam air dan diberikan dengan cara disemprotkan pada permukaan daun. Pupuk ini dapat diserap secara cepat oleh tanaman, tetapi pemberian dengan dosis yang berlebihan tentu saja dapat mengakibatkan kerusakan pada daun dan perakaran.

Penggunaan pupuk harus sesuai dengan jenis dan kebutuhan tanaman. Untuk tanaman yang diperlukan kesuburan daunnya maka tepat jika digunakan pupuk urea atau ZA yang banyak mengandung unsur N (nitrogen). Sedangkan jika tanaman untuk jenis bunga lebih baik digunakan pupuk yang mengandung P (fosfor) dan K (kalium), seperti NPK, TSP serta KCl. Gunakanlah pupuk dengan jenis-jenis yang berbeda sesuai dengan fase atau tahap pertumbuhan tanaman.

Pupuk yang dijual biasanya disertai dengan aturan pakainya. Untuk menjaga kerusakan akibat pemupukan, lebih baik kurangi dosisnya tetapi tingkatkan frekuensinya. Artinya kurangi dosis yang digunakan tetapi sering diberikan kepada tanaman. Hal yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan pupuk adalah: konsentrasi pupuk, peran pupuk dalam penyediaan unsur hara bagi tanaman, petunjuk pemakaian, faktor lingkungan dan kondisi tanaman.

Faktor lingkungan yang harus diperhatikan adalah intensitas sinar matahari dan hujan. Sinar matahari yang terlalu panas menyebabkan pemupukan menjadi kurang efektif karena pupuk menguap, sebaliknya bila hujan, unsur hara di dalam pupuk hilang tercuci oleh air hujan. Para praktisi tanaman hias menyarankan pemupukan dilakukan pagi hari pukul 09.00-10.00.

Kondisi tanaman yang harus diperhatikan dalam pemupukan adalah fase pertumbuhan tanaman, yang terdiri dari fase pertumbuhan vegetatif, fase pembungaan dan pascapembungaan. Pada saat fase pertumbuhan vegetatif tanaman dipupuk dengan jenis pupuk berkadar N tinggi untuk memacu pertumbuhan secara vegetatif, sebaiknya pupuk diberikan dalam dosis rendah bila tanaman masih muda atau baru dipindahkan ke pot baru. Tanaman muda yang siap berbunga perlu diberi pupuk dengan kandungan P tinggi untuk merangsang pembentukan bunga. Tanaman yang baru selesai berbunga juga perlu pupuk untuk pemulihan kondisinya. Jenis pupuknya mengandung N tinggi atau N, P dan K seimbang. Pupuk ini merangsang tumbuhnya tunas daun baru dan berkembangnya klorofil di daun sehingga berwarna lebih hijau.

MENJAGA KESEHATAN TANAMAN
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan untuk kesehatan tanaman yaitu :
-  Periksa tanaman seminggu sekali atau beberapa hari sekali sambil menyiram tanaman
-  Buang daun-daun yang menguning dan kering agar tanaman tetap kelihatan hijau dan segar
-  Pangkas tanaman yang akan tumbuh terlalu rimbun, pilih beberapa tunas yang baik. Tunas-tunas yang lain dibuang agar tanaman tidak terlalu rimbun, sehingga cepat rusak bentuk dan pertumbuhannya.
- Sebulan sekali atau jika tanaman kelihatan kotor dan berdebu, harus dicuci batang, daun dan potnya dengan Penyemprot tanaman, kemudian dikeringkan di tempat teduh, bersihkan dari segala kotoran dan hama penyakit yang menempel.
-  Sambil membuang daun kering dan memangkas tunas yang berlebihan, periksa juga apakah ada tanda-tanda hama dan penyakit pada tanaman yaitu pada batang, ruas-ruas batang, ketiak daun, urat-urat daun juga bagian bawah daun, pucuk dan tunas. Kemudian cuci bagian yang dihuni hama/penyakit atau jika serangan sudah parah, potong dan bakar bagian yang terserang.
PENGGANTIAN MEDIA DAN PENGEPOTAN KEMBALI (REPOTTING)
Tampilan tanaman hias yang indah dan menarik dalam pot tidak mungkin bisa dipertahankan untuk selama-lamanya tanpa perlakuan dan perhatian kita. Tanaman yang cantik baik dari segi ukuran, bentuk dan warna tersebut memiliki keterbatasan waktu, antara lain disebabkan tanaman sebagai mahluk hidup akan mengalami pertumbuhan baik perakaran, batang dan percabangan.

Pada periode tertentu media tanam dan ukuran pot tanaman tidak lagi sesuai dengan kondisi lingkungan tumbuh yang diperlukan tanaman. Pada saat itulah perlu dilakukan pengepotan kembali (repotting), bila terlihat penampilan yang tidak normal yang dicirikan oleh:
-       penampilan tanaman tidak menarik dan kualitas tanaman menurun
-       pertumbuhan tanaman secara umum menjadi lambat dan cenderung mengerdil
-       percabangan dan dedaunan tidak lagi sesubur dan sesegar sebelumnya
-       daun-daun menguning dan layu
-       media tanam memadat karena perakaran tanaman memenuhi seluruh isi pot
-       perakaran muncul di permukaan media tanam, atau bahkan perakaran keluar dari lubang-lubang drainase pada bagian bawah pot
-       bagi tanaman pada pot yang terbuat dari bahan tanah atau terakota, pada umumnya jika terlambat menanganinya maka akan pecah

Tahapan yang perlu diperhatikan untuk melakukan repotting adalah :
a.   Mengeluarkan tanaman
b.   Menanam di pot baru
c.    Menempatkan pot baru

PERLAKUAN KHUSUS AGAR DAUN BERKILAU
Tanaman hias, terutama tanaman hias daun, perlu dirawat agar daunnya mulus sehingga penampilannya prima. Oleh karena itu diperlukan suplai zat hara yang memadai dan lokasi perawatan yang sesuai dengan cahaya, suhu dan kelembaban yang dibutuhkan oleh tanaman hias tersebut.

Tanaman hias daun akan semakin memikat bila tampak berkilau. Cara sederhana adalah dengan mengelap daun menggunakan kain lembut. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan secara rutin, misalnya 2-3 hari sekali atau seminggu sekali.

Sekarang ada cairan pengilap daun (leaf shine) dijual di toko-toko pertanian. Cara menggunakannya dengan menyemprotkan cairan itu ke permukaan daun yang sebelumnya telah dibersihkan dengan kain basah. Setelah itu, usapkan kain kering secara merata mulai dari pangkal hingga ujung daun. Penggunaan cairan ini sebaiknya tidak terlalu sering karena bahan ini dapat membuat pinggir daun kering, sebaiknya sebulan sekali.

Bila tidak memiliki cairan pengilap, bisa memanfaatkan susu bubuk atau susu cair. Caranya ambil sesendok susu bubuk lalu diencerkan dengan segelas air. Masukkan spon lembut ke larutan susu, lalu peras perlahan hingga agak kering. Usapkan spon secara merata, mulai dari permukaan dan bawah daun. Lakukan secara rutin seminggu sekali.

Dikutip dari berbagai sumber
Oleh : Ir. Elvina Herdiani, MP
Widyaiswara BBPP Lembang
(Sumber: http://www2.bbpp-lembang.info/index.php?option=com_content&view=article&id=484:pemeliharaan-tanaman-hias-pot&catid=109&Itemid=304)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2011-2024 JURUGAN INFO TERBARU 2024 | All Right Reserved | Supported by: MENOREH MEDIA